Yuk, Ngobrol Lagi Soal Reformasi Pendidikan: Peluang & Tantangan

Ilustrasi abstrak modern yang menggambarkan diskusi intensif tentang masa depan reformasi pendidikan antara beberapa individu. Warna cerah dan elemen visual yang saling terkait menandakan kolaborasi dan ide-ide baru dalam lingkungan belajar.

Pernah kepikiran nggak sih kalau obrolan soal reformasi pendidikan itu perlu di-refresh lagi? Nah, ide menarik ini datang dari Mike Petrilli, Presiden Thomas B. Fordham Institute, yang meluncurkan Substack baru bernama SCHOOLED. Tujuannya sederhana tapi ambisius: mencoba membangun kembali pemahaman bersama tentang isu-isu penting seperti akuntabilitas, sekolah charter, pendidikan untuk anak berbakat, sampai kedisiplinan di sekolah. Mike berharap platform ini bisa jadi jembatan untuk menghidupkan lagi semangat reformasi pendidikan yang dulu sempat bipartisan.

Kenapa sih harus sekarang? Ada dua alasan utama. Pertama, Mike melihat ada kebutuhan untuk mengumpulkan opini-opini beragam seputar kebijakan pendidikan, terutama dari berbagai spektrum ideologi, mulai dari kiri, tengah, sampai kanan. Di era digital ini, banyak penulis beralih ke platform seperti Substack, jadi rasanya praktis kalau ada satu tempat yang jadi 'one-stop shop' buat bacaan opini edukasi.

Alasan kedua yang lebih visioner adalah keinginan untuk mengobarkan kembali percakapan reformasi pendidikan. Mike merindukan masa-masa awal Twitter dan blogging yang penuh dengan debat konstruktif tentang kebijakan dan strategi. Dengan SCHOOLED, ia berharap semangat diskusi yang produktif itu bisa kembali muncul.

Membahas Isu Pendidikan yang Hangat

Lewat buletin yang terbit dua kali seminggu ini, berbagai topik penting akan dibahas tuntas. Mulai dari insentif pajak untuk pilihan pendidikan, bagaimana cara terbaik mengukur kualitas sekolah, apakah larangan penggunaan ponsel harus diatur di tingkat negara bagian atau sekolah, sampai cara membuat pendidikan anak berbakat lebih diterima oleh kelompok progresif. Topik-topik lain seperti sekolah charter, kedisiplinan sekolah, dan peran federal dalam pendidikan juga akan jadi bahan diskusi.

Mungkin ada yang bertanya, kenapa gerakan reformasi pendidikan di masa lalu sempat meredup? Mike menjelaskan bahwa salah satu faktor utamanya adalah 'kelelahan reformasi'. Ibarat termostat, opini publik cenderung menginginkan keseimbangan. Setelah dua atau tiga dekade kebijakan reformasi digeber, publik mulai jenuh dan para penentang reformasi menjadi lebih vokal daripada para pendukungnya. Selain itu, pergeseran politik ke arah populisme juga kurang kondusif bagi reformasi pendidikan yang sifatnya lebih sentris dan teknokratis. Ditambah lagi, ada beberapa kesalahan, seperti dorongan yang kurang tepat dalam reformasi evaluasi guru.

Pelajaran dari Masa Lalu & Pandangan ke Depan

Memang, tidak bisa dipungkiri ada kritik bahwa reformasi pendidikan di era Bush-Obama terlalu berpegang pada diri sendiri. Mike mengakui poin ini, bahkan ia sendiri merasa pernah menjadi bagian dari gaya komunikasi yang terlalu 'self-righteous'. Namun, ia juga menegaskan bahwa sistem pendidikan Amerika yang kompleks membutuhkan tekanan eksternal untuk berubah. Tekanan ini bisa datang dari akuntabilitas top-down atau kompetisi pasar bottom-up. Yang jelas, hasilnya tak bisa dipandang sebelah mata: capaian dan prestasi siswa meningkat signifikan di era reformasi tahun 90-an dan 2000-an. Ini adalah bukti bahwa reformasi, dengan segala kekurangannya, membawa kemajuan besar.

Beberapa kritikus progresif juga menganggap penekanan pada asesmen, akuntabilitas berbasis tes, dan pilihan sekolah itu keliru. Mike berpendapat bahwa tidak semua progresif menentang. Banyak kelompok hak sipil justru mendukung karena melihatnya sebagai perpanjangan agenda hak-hak sipil untuk anak-anak kulit berwarna. Namun, ia setuju bahwa tes era NCLB memang kurang berkualitas dan mendorong pembelajaran 'kill and drill'. Akan tetapi, mereka keliru jika menganggap sekolah-sekolah di Amerika sudah melakukan yang terbaik; banyak sekolah yang ternyata bisa, dan memang, menjadi lebih baik.

Lalu, bagaimana dengan koalisi reformasi baru di masa depan? Mike berpendapat ini sangat bergantung pada apakah momen populisme dalam politik Amerika akan berakhir atau terus berlanjut. Jika politik kembali ke arah tengah, koalisi lama mungkin akan muncul lagi dengan peran kunci dari kelompok bisnis dan organisasi hak sipil. Tapi jika populisme bertahan, kelompok orang tua murid mungkin harus memainkan peran yang lebih besar, ditambah dengan organisasi guru yang memisahkan diri dari serikat pekerja guru yang ada.

Tips untuk Pendidik & Pemimpin Edukasi

Sebagai penutup, Mike Petrilli punya satu nasihat penting untuk para pendidik dan pemimpin di bidang pendidikan: selalu ingat bahwa proses belajar siswa sangat bergantung pada usaha mereka. Jadi, setiap kali menghadapi keputusan besar—entah itu kurikulum, metode pengajaran, kebijakan disiplin, sistem penilaian, kebijakan AI, atau hal lain yang berkaitan dengan keseharian di sekolah—tanyakan pada diri sendiri: "Apakah keputusan ini akan mempermudah atau justru mempersulit guru dalam memotivasi siswa untuk bekerja keras dan akhirnya belajar?" Ini adalah inti dari upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan kita.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org