José Medina: Transformasi Pendidikan Bilingual Lewat Medsos & Inklusi
Pernah dengar tentang José Medina? Di dunia pendidikan bilingual, beliau adalah sosok yang luar biasa. Dari seorang guru, kepala sekolah, hingga kini menjadi peneliti, José Medina punya misi penting: memastikan bahasa asli dan ekspresi setiap siswa dihargai sepenuhnya. Dengan gayanya yang khas, energik, dan didukung riset kuat, beliau menyebarkan pesannya lewat media sosial serta berbagai sekolah di seluruh negeri.
José Medina, yang juga salah satu penulis "Guiding Principles for Dual Language Education", aktif memberikan pelatihan dan bimbingan bagi sekolah-sekolah dual language. Pengikutnya di TikTok, YouTube, dan Instagram sudah puluhan ribu lho! Salah satu video TikTok-nya yang paling viral menunjukkan bagaimana guru seharusnya merespons positif saat anak mencampur bahasa, misalnya mengucapkan "My mom is planching my clothes". Menurut beliau, respons yang tepat adalah memuji kreativitas anak tersebut dalam menggunakan bahasa.
Medina menjelaskan bahwa dulu, guru sering diajari untuk menjadi apa yang ia sebut "penindas linguistik", yaitu memberitahu siswa bahwa cara mereka berbicara itu salah. Padahal, seharusnya kita merangkul semua yang dibawa anak ke dalam kelas. Ia mendorong agar praktik pengajaran biliterasi diterapkan untuk menghargai setiap aspek bahasa yang dimiliki siswa.
Saat ini, ia banyak bekerja dengan sekolah-sekolah dual language, khususnya di California, yang bertujuan agar anak-anak bisa melek huruf di kedua bahasa. Medina menyarankan agar pengajaran literasi dan matematika dimulai dalam kedua bahasa sejak awal, bukan dipisahkan. Ini penting agar anak-anak bisa menghubungkan pemahaman konten dari satu bahasa ke bahasa lain.
Para guru dan kepala sekolah yang bekerja dengan Medina sering merasakan perubahan signifikan. Mereka memuji kemampuannya membangun kepercayaan dan memberikan umpan balik yang konstruktif melalui metode "wows, wonders, and what ifs". Dampaknya, terjadi peningkatan nilai Bahasa Inggris dan matematika yang cukup drastis di beberapa sekolah. Selain itu, Medina juga sangat vokal tentang inklusi, termasuk soal identitas gender dan orientasi seksual. Baginya, setiap siswa harus merasa dihargai sepenuhnya, tanpa terkecuali, di lingkungan sekolah.