Bantuan Pangan Tertunda: Mahasiswa & Keluarga Terancam, Kampus Bergerak

Pernahkah kamu membayangkan sulitnya fokus belajar saat perut keroncongan? Bagi banyak mahasiswa, dukungan nutrisi adalah kunci untuk meraih pendidikan yang layak. Namun, kabar mengenai penundaan program bantuan pangan federal, Supplemental Nutrition Assistance Program (SNAP) atau yang di California dikenal sebagai CalFresh, telah menimbulkan kekhawatiran besar. Ini bukan sekadar isu perut lapar, melainkan juga ancaman serius terhadap masa depan pendidikan jutaan orang.

Penundaan ini, yang dipicu oleh penutupan pemerintahan, berdampak pada sekitar 5,5 juta warga California, termasuk hampir 2 juta anak-anak. Angka tersebut mencakup banyak mahasiswa seperti Arely Solis, seorang mahasiswi penuh waktu di East Los Angeles College, yang sangat bergantung pada bantuan ini untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari keluarganya. Tanpa CalFresh, Arely cemas tidak bisa menopang keluarganya di tengah kenaikan biaya hidup yang terus melonjak.

Dampak dari kelaparan terhadap kinerja akademik sudah terbukti. Jaksa Agung California, Rob Bonta, menyoroti bagaimana anak-anak yang kelaparan akan kesulitan belajar, mengalami kelelahan, depresi, dan menunjukkan masalah perilaku. Ini bukan hanya tentang siswa K-12, tetapi juga mahasiswa yang seringkali menanggung beban finansial keluarga dan diri sendiri.

Melihat kondisi darurat ini, berbagai institusi pendidikan tidak tinggal diam. Banyak perguruan tinggi dan sekolah K-12 telah mengaktifkan rencana darurat. Misalnya, beberapa kampus kini menyediakan pantry makanan yang lengkap, menawarkan bantuan keuangan darurat, bahkan mengizinkan mahasiswa pengguna kartu EBT untuk mendapatkan makanan gratis di kantin. Mereka juga aktif menggalang donasi dari komunitas dan bekerja sama dengan bank makanan lokal.

Contoh nyata terlihat di Chico State, di mana direktur Proyek Kebutuhan Dasar, Leah Slem, menyampaikan bahwa mahasiswanya panik memikirkan dari mana mereka akan mendapatkan makanan. Kampus ini merespons dengan mengizinkan makan gratis dan membuka pantry makanan yang lebih besar. Demikian pula, University of California mendorong kampusnya untuk menyalurkan sumber daya darurat seperti kartu hadiah belanja bahan makanan dan hibah darurat.

Di Compton College, berkat kemitraan dengan Los Angeles County, 307 mahasiswa penerima CalFresh akan mendapatkan lima kali makan di kampus setiap minggu dan voucher Farmers Market senilai $20. Ini menunjukkan bagaimana data yang akurat dapat membantu kampus merespons krisis dengan lebih efektif.

Penting untuk diingat bahwa bank makanan dan upaya darurat institusi ini bukanlah pengganti pendanaan federal jangka panjang. Meskipun Gubernur Gavin Newsom telah mengalokasikan $80 juta untuk jaringan bank makanan dan pantri di seluruh negara bagian, serta mengerahkan Garda Nasional, para ahli seperti Danielle Muñoz-Channel dari Long Beach State mengingatkan bahwa solusi ini mungkin hanya bertahan sekitar dua minggu jika penundaan terus berlanjut.

Jika kamu atau orang yang kamu kenal membutuhkan bantuan, ada beberapa sumber daya yang bisa diakses:

• Asosiasi Bank Makanan California (The California Association of Food Banks) menyediakan informasi tentang bank makanan di setiap wilayah.
• Hubungi 2-1-1 untuk terhubung dengan layanan makanan dan komunitas lokal.
• Meskipun penundaan, pendaftar baru CalFresh tetap didorong untuk mengajukan permohonan melalui www.benefitscal.com atau telepon di 1-877-847-3663.
• Kartu EBT dengan saldo tersisa harus tetap berfungsi.
• Program Women, Infants & Children (WIC) California beroperasi secara terpisah dan terus menawarkan manfaat.

Krisis penundaan bantuan pangan ini adalah pengingat betapa krusialnya dukungan nutrisi dalam ekosistem pendidikan kita. Solidaritas dan respons cepat dari komunitas serta institusi pendidikan sangat dibutuhkan untuk memastikan setiap siswa dan mahasiswa dapat fokus pada studi mereka tanpa dihantui rasa lapar.