Bukan 'Perhatikan!', Ini Cara Bikin Siswa Fokus Belajar

Seorang guru berinteraksi dengan siswa yang fokus, menekankan strategi pengajaran yang efektif untuk perhatian dan memori.

Pernahkah kamu merasa frustrasi karena murid-murid di kelas sulit fokus? Seringkali, respons instan kita sebagai pengajar adalah mengatakan, "Perhatikan!" Namun, menurut para pakar pendidikan seperti Andrew Watson, kalimat itu saja tidak cukup efektif. Sebenarnya, fokus bukanlah sekadar perintah, melainkan hasil dari tiga proses mental yang saling terkait: kewaspadaan (alertness), pengarahan (orienting), dan kontrol eksekutif. Siswa bisa terlalu waspada (misalnya, terlalu bersemangat) atau justru kurang (mengantuk), dan keduanya sama-sama membuat mereka sulit untuk berkonsentrasi pada pelajaran. Pengarahan adalah kemampuan untuk fokus pada satu tugas tertentu, sementara kontrol eksekutif adalah kemampuan untuk memilih fokus pada tugas yang ada di depan daripada terganggu oleh hal-hal di sekitar.

Selain perhatian, membangun memori juga krusial dalam proses belajar. Daniel Willingham menyebut memori sebagai "residu pikiran", yang artinya kita cenderung mengingat apa yang sering kita pikirkan. Jadi, salah satu tugas penting kita sebagai guru adalah memfasilitasi proses ini, membantu siswa memikirkan kembali ide-ide dan konsep-konsep penting. Semakin banyak siswa mengetahui tentang suatu subjek, semakin mudah bagi mereka untuk membangun pemahaman baru di atasnya. Andrew Watson mengingatkan bahwa kita tidak perlu menyalahkan siswa jika mereka kesulitan dalam hal ini, karena belajar itu sendiri adalah proses yang sangat menuntut secara kognitif.

Lalu, bagaimana strategi konkret yang bisa kita terapkan di kelas? Blake Harvard, seorang guru SMA, sering menggunakan penilaian sederhana sebagai bagian dari proses belajar. Ia bertanya kepada siswanya apa yang mereka pelajari kemarin atau bahkan beberapa menit lalu. Ini bukan hanya untuk menguji pemahaman, tetapi juga untuk melatih daya ingat siswa, sehingga memori mereka menjadi lebih kuat. Harvard juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang minim gangguan. Ia memastikan siswa menghadap ke depan, membatasi dekorasi kelas hanya yang relevan dengan materi pelajaran, dan meminta siswa untuk menyimpan ponsel mereka. Selain itu, ia juga mendorong siswa untuk mencatat dengan pensil dan kertas, karena terbukti lebih efektif dibandingkan mengetik.

Gerakan di kelas memang bisa membantu meningkatkan kewaspadaan siswa yang mungkin terlihat mengantuk. Namun, Watson mengingatkan bahwa gerakan juga bisa memperburuk masalah pengarahan jika siswa justru teralih oleh gerakan itu sendiri. Jadi, gunakan strategi gerakan ini dengan bijak, sesuai dengan jenis masalah perhatian yang dihadapi siswa. Terakhir, berikan waktu bagi siswa untuk berpikir dan mengingat. Daripada langsung mengulas materi dari pelajaran sebelumnya, mintalah siswa untuk menuliskan apa yang mereka ingat dari pelajaran tersebut. Ini melatih memori mereka secara aktif, bukan hanya pasif mendengarkan. Dengan fondasi yang kuat, siswa akan lebih sukses dalam jangka panjang, meskipun prosesnya mungkin terasa lebih lambat di awal.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org