Kualitas Pendidikan: Orang Tua Puas, Masyarakat Masih Ragu?
Pernahkah kamu dengar bahwa orang tua merasa puas dengan pendidikan anak mereka, tapi masyarakat luas kok malah makin kecewa dengan sistem pendidikan secara keseluruhan? Fenomena ini menarik banget lho, dan data terbaru menunjukkan jurang perbedaan persepsi ini makin melebar.
Berdasarkan survei dari Gallup, hanya sekitar 35% orang dewasa di Amerika Serikat yang puas dengan kualitas pendidikan K-12. Ini adalah angka terendah sejak survei dimulai pada tahun 1999, menandakan penurunan signifikan delapan persen dari tahun sebelumnya. Namun, ketika fokusnya diarahkan pada pengalaman pribadi, sekitar 74% orang tua justru sangat puas dengan pendidikan yang diterima oleh anak tertua mereka. Sebuah kontras yang mencolok, bukan?
Para ahli menjelaskan bahwa fenomena ini bukan hal baru. Manusia cenderung lebih optimis terhadap hal-hal yang dekat dan dapat mereka kontrol. Misalnya, kita mungkin merasa sistem kesehatan nasional buruk, tapi puas dengan layanan dokter pribadi kita. Dalam konteks pendidikan, Profesor William Jeynes dari California State University, Long Beach, berpendapat bahwa orang tua merasa memiliki hubungan baik dengan guru dan kepala sekolah. Mereka merasa didengarkan jika punya kekhawatiran atau saran, sehingga tidak merasa 'tidak berdaya' seperti saat menghadapi masalah pendidikan di tingkat nasional.
Yang menarik sekarang adalah semakin lebarnya jurang persepsi ini, dan Jonathan E. Collins dari Columbia University menunjuk politik sebagai penyebab utamanya. Dulu, isu pendidikan jarang jadi arena pertarungan politik utama. Namun, sekarang, topik seperti kurikulum, 'indoktrinasi', atau teori ras kritis, telah menjadi isu sentral dalam perdebatan politik. Penurunan kepuasan terhadap pendidikan juga seringkali terkait dengan pergantian administrasi presiden, menunjukkan betapa politisnya isu ini.
Penting bagi kita untuk tidak membiarkan pendidikan menjadi korban polarisasi politik. Kualitas pendidikan adalah fondasi masa depan bangsa, sebuah isu bipartisan yang seharusnya menyatukan, bukan memecah belah. Mari kita fokus pada upaya konkret untuk meningkatkan sistem pendidikan, tanpa terjebak dalam kepentingan politik sesaat. Masa depan generasi penerus ada di tangan kita semua, dan mereka layak mendapatkan yang terbaik.