Pendidikan Merdeka: Kenapa Dana Universal Penting untuk Pilihan Sekolah?

Gambar seorang guru interaktif mengajar siswa di kelas modern yang cerah, merepresentasikan potensi pilihan sekolah dan pendidikan merdeka.

Hai teman-teman, pernah dengar istilah pendidikan merdeka atau kebebasan memilih sekolah? Gerakan ini makin populer lho di banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Intinya, orang tua punya kesempatan lebih luas untuk memilih sekolah yang paling cocok buat anaknya, bukan cuma terbatas pada sekolah negeri di area tempat tinggal. Tapi, ada satu hal penting yang sering jadi perdebatan: apakah semua siswa yang "boleh" memilih itu juga "didukung" dengan dana yang cukup?

Bayangkan begini, kamu boleh mendaftar ke sebuah program beasiswa pilihan sekolah, tapi ternyata dananya terbatas. Artinya, dari sekian banyak pendaftar, cuma sedikit yang bisa diterima. Ini yang disebut "eligibilitas yang didanai." Contohnya, di Utah, program tabungan pendidikan (ESA) memang terbuka untuk siapa saja, tapi dananya cuma cukup untuk sekitar 10.000 siswa saja, atau kurang dari 2 persen dari total populasi siswa di sana. Jadi, meskipun secara teknis semua boleh daftar, pada kenyataannya hanya segelintir yang benar-benar bisa menikmati program tersebut.

Fenomena ini tidak cuma terjadi di Utah. Dari 19 negara bagian di AS yang punya program pilihan sekolah universal, hanya delapan di antaranya yang benar-benar menjamin pendanaan yang cukup. Ini berarti, sekitar 45 persen siswa di seluruh negeri memang memenuhi syarat untuk mendaftar, tapi nyatanya dana yang tersedia hanya bisa dinikmati oleh sekitar 20 persen siswa. Jauh sekali dari harapan, kan?

Tokoh besar di balik gerakan pilihan sekolah modern, Milton Friedman, pernah membayangkan sebuah "pasar" pendidikan di mana keluarga bisa memilih dari banyak opsi yang tersedia, sehingga kualitas pendidikan secara keseluruhan akan meningkat. Visi ini bisa terwujud jika negara tidak hanya menciptakan program pilihan sekolah, tapi juga memastikan dananya mengikuti setiap siswa. Ini adalah fondasi penting untuk reformasi pendidikan yang transformatif.

Untungnya, beberapa negara bagian sudah mulai bergerak ke arah yang lebih baik tahun ini. New Hampshire, misalnya, kini menyediakan program Education Freedom Account yang tidak lagi punya batasan pendapatan. Artinya, semua siswa bisa ikut dan dananya pun terjamin secara konsisten serta otomatis bertambah sesuai kebutuhan. Begitu juga dengan Indiana, yang kini program beasiswa pilihannya bisa diakses oleh 100 persen siswa di seluruh negara bagian, mencakup hampir 1,2 juta siswa.

Meskipun ada kemajuan, perjalanan masih panjang. Beberapa negara bagian lain seperti Tennessee, Wyoming, Idaho, dan Texas juga sudah meluncurkan atau memperluas program pilihan sekolah, namun cakupan dana yang tersedia masih terbatas. Bahkan di Texas, dengan program ESA senilai 1 miliar dolar, hanya bisa melayani sekitar 2 persen dari total siswa K-12 mereka. Ini menunjukkan bahwa meskipun dana yang digelontorkan besar, jika jumlah siswanya juga sangat banyak, pendanaan universal masih menjadi tantangan.

Jadi, apa pelajaran yang bisa kita ambil? Program pilihan sekolah adalah langkah maju yang baik untuk pendidikan merdeka. Namun, potensi penuhnya baru bisa terwujud jika eligibilitas universal itu didampingi dengan pendanaan yang universal dan berkelanjutan. Dengan begitu, setiap keluarga benar-benar punya pilihan dan akses terhadap pendidikan berkualitas sesuai kebutuhan anak-anak mereka, bukan sekadar janji di atas kertas.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org