Perpustakaan Kesulitan: Program Hotspot Wi-Fi E-Rate Dihentikan

Seorang pustakawan khawatir di perpustakaan pedesaan memegang hotspot Wi-Fi mati, sementara pengunjung kecewa tanpa akses internet.

Pernahkah Anda membayangkan betapa krusialnya akses internet di era serba digital ini? Bayangkan para siswa yang perlu mengakses portal sekolah online, seorang ibu sakit yang membutuhkan konsultasi telehealth, atau pekerja yang baru saja di-PHK harus mengikuti wawancara kerja via Zoom. Selama enam tahun terakhir, program peminjaman hotspot Wi-Fi di perpustakaan, seperti Perpustakaan Umum Brown County di pedesaan Ohio, telah menjadi penyelamat bagi banyak orang. Dengan 60 unit hotspot, program ini melayani lebih dari 1.300 peminjaman per tahun, menjadi tulang punggung bagi mereka yang tak memiliki opsi akses internet lain. Lynn Harden, Direktur Eksekutif Perpustakaan Umum Brown County, menegaskan bahwa di wilayah mereka, akses internet bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak.

Program vital ini dapat terlaksana berkat proyek yang dijalankan melalui sistem E-Rate federal, dimulai pada tahun 2021. Sistem ini memberikan diskon signifikan kepada sekolah dan perpustakaan untuk mendukung akses internet. Contohnya, Perpustakaan Umum Brown County menerima penggantian 80 persen dari biaya pembelian hotspot senilai $85, mengingat tingkat kemiskinan yang tinggi di daerah tersebut. Ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi pendidikan dapat menjangkau daerah-daerah terpencil dan membantu mengatasi kesenjangan digital.

Namun, kini Harden, serta pustakawan dan direktur IT sekolah di seluruh negeri, harus mengevaluasi kembali kelayakan program peminjaman hotspot. Hal ini karena program E-Rate spesifik yang mendukung praktik tersebut telah dipangkas awal bulan ini. John Clexton, direktur perpustakaan dari Gladwin County District Library di Michigan, mengungkapkan kekecewaannya. “Kami sempat merasa lega saat program E-Rate ini muncul, seolah-olah literasi digital akan merata untuk semua. Kini kami kembali ke titik nol,” ujarnya.

Pemotongan dana ini muncul setelah perdebatan sengit antara kubu Republik dan Demokrat. Awalnya, program ini diluncurkan di bawah Presiden Biden melalui Affordable Connectivity Program untuk membantu keluarga membayar internet berkecepatan tinggi selama pandemi COVID-19. Meskipun versi tersebut berakhir, versi baru yang diluncurkan kemudian mencakup perluasan penggunaan dana E-Rate untuk Wi-Fi di bus sekolah dan hotspot internet, memberikan diskon bagi sekolah dan perpustakaan. Namun, kubu Republik menentang program ini, menuduh adanya "pemborosan, penipuan, dan penyalahgunaan," serta menyatakan bahwa FCC tidak memiliki otoritas hukum untuk perluasan ini.

Pada awal Oktober 2025, FCC memutuskan untuk memangkas pendanaan federal untuk program peminjaman hotspot dan konektivitas bus sekolah. Keputusan ini memukul telak para pemimpin distrik sekolah yang sudah menyusun rencana di awal tahun ajaran untuk memanfaatkan program tersebut. Philip Lovell dari All4Ed menyebut langkah ini sebagai "menarik karpet dari bawah" sekolah dan perpustakaan yang mengandalkan dana ini. Tanpa mekanisme pendanaan yang sebanding, banyak distrik dan perpustakaan terpaksa mencari dana sendiri atau mengajukan hibah, mengorbankan proyek perbaikan fasilitas vital lainnya.

Para pendukung program ini khawatir pemotongan dana akan memperparah digital divide, baik di perkotaan maupun pedesaan. Di daerah pedesaan dengan transportasi umum terbatas, tempat dengan Wi-Fi gratis seperti perpustakaan sulit dijangkau. Sementara itu, 90 persen sekolah menengah sudah memiliki program "one-to-one" yang menyediakan laptop atau tablet bagi setiap siswa. Keith Krueger, CEO Consortium for School Networking, mengatakan, "Rasanya sangat kejam memberikan Chromebook kepada siswa jika mereka membawanya pulang tanpa konektivitas." Situasi ini memaksa siswa untuk mencari akses internet di luar sekolah, seringkali di tempat yang kurang ideal.

Meskipun situasinya sulit, ada secercah harapan. Keputusan ini dibuat oleh FCC, bukan Kongres, yang berarti pemerintahan dan FCC baru berpotensi membawa perubahan. Sam Helmick, presiden American Library Association, mendorong masyarakat untuk menyuarakan keprihatinan mereka kepada perwakilan lokal. Ia percaya, ketika orang-orang membela perpustakaan, perpustakaan akan menang. Namun, sebagian ahli merasa lebih pesimis, menganggap ini adalah beban tambahan bagi distrik sekolah yang sudah memiliki banyak tanggung jawab.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org