Strategi Pendidikan Mamdani: Libatkan Warga New York, Raih Solusi Terbaik

Zohran Mamdani, seorang politisi, tersenyum dan berinteraksi dengan warga di lingkungan Brooklyn dekat taman bermain anak-anak.

Halo pembaca setia! Pernahkah kamu membayangkan bagaimana seorang pemimpin kota merancang rencana pendidikan untuk warganya? Nah, kisah Zohran Mamdani, walikota terpilih New York, bisa jadi inspirasi menarik. Selama kampanyenya, Mamdani cukup "misterius" soal rencana pendidikan. Ini bukan tanpa alasan lho, justru ini adalah strategi politik yang cerdas. Dengan fokus pada isu lain dan pesan yang penuh harapan, ia berhasil memenangkan hati pemilih. Sedikitnya komentar soal pendidikan, seperti tentang kontrol walikota atas sekolah atau program siswa berbakat, justru mencegahnya terjebak dalam perdebatan sengit dengan lawan politiknya.

Pendekatan Mamdani ini sebenarnya mirip dengan apa yang dilakukan mantan Walikota Mike Bloomberg di tahun 2002. Bloomberg memilih diam seribu bahasa soal rencana sekolah sampai ia memenangkan kendali atas sistem pendidikan kota. Daripada larut dalam kontroversi tentang ujian, kualitas guru, atau sekolah swasta, Bloomberg menjadikan akuntabilitas sebagai prioritas utama. Begitu menjabat, pemerintahannya langsung meluncurkan studi mendalam selama berbulan-bulan tentang sistem pendidikan, mulai dari kurikulum, struktur organisasi, pilihan sekolah, sampai urusan makanan. Setelah itu, barulah kebijakan-kebijakan baru dirumuskan dan diumumkan.

Hasilnya, selama satu dekade kepemimpinan Bloomberg, terjadi peningkatan signifikan pada nilai membaca dan matematika, serta tingkat kelulusan sekolah menengah, menurut Research Alliance for New York City Schools. Dari pengalaman ini, ada dua pelajaran penting yang bisa diambil oleh pemerintahan baru Mamdani:

  • Pertama, menyerahkan kendali walikota adalah sebuah kesalahan. Sulit membayangkan seseorang bisa bertanggung jawab atas sistem sekolah terbesar di negara itu tanpa memiliki wewenang penuh untuk mengaturnya. Desentralisasi kekuasaan ke 32 distrik komunitas justru bisa membuka celah bagi kepentingan politik lokal yang berpotensi merugikan siswa secara tidak adil. Kendali walikota bisa dilihat sebagai alat manajemen. Jika Mamdani ingin lebih banyak suara dari orang tua, pendidik, dan warga didengar, ia bisa menggunakan kendali ini untuk mewujudkan partisipasi tersebut.
  • Kedua, proses perencanaan Bloomberg sebagian besar didorong oleh para ahli, melalui kelompok studi yang diisi oleh pembuat kebijakan, peneliti, konsultan manajemen, dan advokat pendidikan. Ini bisa dikritik sebagai upaya untuk menciptakan "sistem terbaik yang serba tahu". Namun, Mamdani bisa mengambil jalur yang berbeda dan lebih partisipatif. Ingat bagaimana ia berinteraksi langsung dengan warga New York di jalan-jalan selama kampanye? Ia bisa melanjutkan pendekatan ini! Tanyakan kepada warga apa yang mereka sukai dari sekolah mereka, apa yang ingin mereka tingkatkan, dan perubahan apa yang mereka harapkan. Gunakan survei online, kunjungan door-to-door, dan bantuan dari berbagai advokat politik. Dari sana, barulah rumuskan kebijakan yang punya peluang sukses lebih besar karena lebih responsif terhadap tuntutan publik.

Melibatkan langsung warga, orang tua, dan pendidik akan membawa lebih banyak demokrasi dalam pengambilan keputusan pendidikan. Ini adalah gagasan yang didukung oleh pemikir pendidikan terkemuka seperti John Dewey dan tokoh progresif kontemporer. Jadi, Bapak Walikota terpilih, luangkan waktu dan gunakanlah dengan bijak. Politik transformatif yang baru memerlukan pendekatan yang menghargai keterlibatan, menyambut partisipasi, dan mendengarkan dengan serius suara warga New York yang beragam.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org