Dampak Positif Larangan HP di Sekolah: Belajar Jadi Lebih Fokus?
Pernahkah kamu merasa susah fokus di kelas gara-gara suara notifikasi atau godaan untuk cek media sosial? Nah, ini bukan cuma kamu saja lho! Banyak sekolah di berbagai negara, termasuk sekitar 30 negara bagian di Amerika Serikat, mulai memberlakukan larangan penggunaan ponsel di kelas. Kebijakan ini sebenarnya bertujuan baik, yaitu agar para siswa bisa kembali fokus belajar dan berinteraksi langsung.
Awalnya, banyak yang bertanya-tanya, "Benar nggak sih larangan HP ini bikin nilai siswa naik?" Untuk menjawab pertanyaan ini, ada lho penelitian menarik dari University of Rochester dan RAND di Florida. Para peneliti ini punya cara cerdik. Mereka membandingkan sekolah-sekolah yang tadinya punya tingkat penggunaan HP tinggi dengan sekolah yang tingkat penggunaannya rendah sebelum larangan diberlakukan. Tujuannya, untuk melihat apakah larangan ini membawa perubahan yang lebih besar di sekolah dengan "pengguna HP berat".
Dan hasilnya? Mengejutkan! Dua tahun setelah larangan HP diterapkan, sekolah-sekolah yang awalnya punya banyak siswa main HP, menunjukkan peningkatan nilai ujian dan kehadiran yang lebih baik. Wah, berarti ada dampak positifnya ya?
Tapi, ada juga sisi lain yang perlu dicermati. Di awal-awal penerapan kebijakan ini, ada peningkatan jumlah siswa yang diskors, terutama siswa kulit hitam. Namun, tenang saja, ini cuma di tahun pertama kok. Di tahun kedua, angka skorsing ini kembali normal. Ini menunjukkan bahwa siswa akhirnya bisa beradaptasi dengan peraturan baru tersebut.
Meski peningkatan nilai akademisnya terbilang kecil, sekitar kurang dari satu poin persentil, tapi ini tetap sebuah kemajuan, kan? Manfaat ini paling terasa bagi siswa SMP, serta siswa kulit putih, Hispanik, dan laki-laki. Jadi, secara umum, larangan HP di sekolah memang punya potensi untuk membuat anak-anak lebih hadir dan berprestasi di kelas.
Data juga menunjukkan penurunan drastis penggunaan HP di jam sekolah. Di sekolah menengah, yang tadinya lebih dari 60% siswa pakai HP, kini turun jadi sekitar 25% di tahun kedua setelah larangan. Sedangkan di sekolah dasar, dari 25% turun jadi 15%. Ini membuktikan bahwa larangan HP, yang mungkin awalnya tidak populer, ternyata didukung oleh data penelitian sebagai salah satu strategi efektif untuk meningkatkan fokus belajar siswa.