SEL Tingkatkan Prestasi Akademik Siswa: Data Baru Ungkap Dampaknya

Seorang siswa ceria di kelas, menunjukkan fokus belajar dengan latar belakang visual emosi positif dan pertumbuhan akademik.

Pernah dengar tentang Social-Emotional Learning (SEL) atau Pembelajaran Sosial-Emosional? Mungkin terdengar seperti hal yang cuma fokus pada perasaan, tapi ternyata ada efek luar biasa pada kemampuan akademik siswa, lho! Penemuan terbaru dari penelitian menunjukkan bahwa program SEL ini punya peran penting dalam meningkatkan prestasi belajar anak-anak di sekolah.

Sekelompok peneliti dari Yale School of Medicine baru-baru ini melakukan analisis mendalam terhadap 40 studi tentang program SEL, yang melibatkan lebih dari 33.700 siswa dari jenjang kelas 1 hingga 12. Hasilnya sangat menarik: siswa yang terlibat dalam program SEL menunjukkan peningkatan kinerja akademik yang signifikan, tidak peduli apakah itu diukur dengan nilai rata-rata (GPA) atau tes standar. Peningkatan ini terlihat di semua jenjang pendidikan.

Yang lebih menarik lagi, durasi program SEL sangat memengaruhi besarnya peningkatan tersebut. Rata-rata, prestasi akademik siswa meningkat sekitar 4 persen. Namun, jika program SEL dijalankan selama satu tahun ajaran penuh, peningkatan prestasi akademik bisa mencapai 8 persen! Bahkan, ketika dipecah berdasarkan mata pelajaran, prestasi literasi meningkat sekitar 6.3 persen dan matematika meningkat 3.8 persen.

Mengapa bisa begitu? Christina Cipriano, seorang profesor di Child Study Center Yale, menjelaskan bahwa ini masuk akal dari sudut pandang perkembangan karena kognisi dan emosi kita itu saling terhubung erat di otak. Bayangkan saja, seorang siswa di kelas 3 SD mungkin sedang belajar matematika dengan kurikulum terbaik dari guru terhebat. Tapi, jika siswa itu merasa cemas, malu, frustrasi, atau gugup, ia tidak akan bisa belajar dengan maksimal. Ia tidak mampu mengakses semua kehebatan kurikulum tersebut.

Nah, di sinilah peran penting Social-Emotional Learning. Program ini mengajarkan siswa berbagai keterampilan dan strategi untuk mengenali dan mengelola emosi mereka. Mereka belajar cara menenangkan diri dengan mengambil napas dalam-dalam, menggunakan positive self-talk, dan membuat keputusan yang lebih baik. Semua skill ini membuat mereka menjadi pembelajar yang lebih siap dan efektif.

Apalagi di masa pandemi COVID-19, SEL menjadi semakin krusial. Selama karantina, siswa kehilangan banyak kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial-emosional secara alami melalui interaksi sehari-hari di sekolah. Oleh karena itu, instruksi SEL yang eksplisit sangat dibutuhkan untuk memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan diri secara sehat dan terlibat aktif dalam pembelajaran.

Para peneliti juga berencana untuk terus memperbarui data dan analisis mereka setiap enam bulan. Ini akan memberikan gambaran yang terus-menerus tentang bagaimana program SEL memengaruhi prestasi akademik siswa, termasuk data selama puncak pandemi COVID-19. Jadi, SEL bukan hanya sekadar "merasa nyaman", tetapi merupakan strategi konkret untuk meningkatkan potensi akademik anak-anak kita.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
sr7themes.eu.org