Aksi Nyata Mahasiswa California: Mengabdi Lintas Batas di Meksiko & Afrika
Halo para pembaca yang inspiratif! Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya membuat perubahan nyata di tengah tantangan global? Kali ini, kita akan mengintip kisah-kisah luar biasa dari para mahasiswa di California yang tidak hanya fokus pada perkuliahan, tetapi juga aktif menjadi sukarelawan lintas batas. Meskipun tensi politik antar negara sering kali memanas, semangat kemanusiaan mereka tak pernah padam. Yuk, kita selami lebih dalam petualangan mereka, dari membangun rumah hingga memberikan pelayanan kesehatan, bahkan hingga ke benua Afrika!
Mengubah Kehidupan Lewat Pembangunan Rumah di Tijuana
Mari berkenalan dengan Victoria Morison, seorang mahasiswa linguistik dari San Diego State. Tiga tahun lalu, ia menemukan Tijuana Home Build (TJHB), sebuah organisasi mahasiswa yang menggalang dana dan memimpin perjalanan tahunan ke Tijuana, Meksiko, untuk membangun rumah bagi keluarga yang membutuhkan. Bagi Victoria, yang memang berjiwa sosial sejak dulu, TJHB adalah wadah yang sempurna. Ia begitu mencintai kegiatan ini sehingga kini menjabat sebagai presiden klub!
Menariknya, bergabung dengan TJHB tidak hanya memberinya pengalaman berharga, tetapi juga memotivasinya untuk lebih serius dalam studi dan menemukan keseimbangan antara akademik dan kegiatan klub. Ia bahkan terinspirasi untuk belajar bahasa Spanyol dan mengejar sertifikasi mengajar bahasa Inggris di luar negeri. Selama setahun, anggota klub mengumpulkan donasi, mencari dana, dan belajar budaya Meksiko. Puncaknya, dalam dua hari penuh, sekitar 30 anggota TJHB bersama tukang profesional dan keluarga penerima rumah, mengubah pondasi beton menjadi rumah idaman lengkap dengan tiga hingga empat kamar tidur, dapur, dan ruang keluarga. Proses ini tidak hanya tentang pembangunan fisik, tapi juga tentang menjalin ikatan emosional yang kuat dengan keluarga penerima. Di akhir pekan, ada "upacara penyerahan kunci" yang penuh haru, menjadi momen tak terlupakan bagi semua yang terlibat.
Mendedikasikan Diri untuk Kesehatan Global di Tijuana
Selanjutnya, ada Dian Murphy, lulusan kesehatan global dari UC San Diego, yang aktif dalam berbagai program sukarela terkait kesehatan, termasuk Health Frontiers in Tijuana (HFiT). HFiT adalah kelas yang menawarkan pengalaman langsung di klinik kesehatan di Tijuana. Setiap hari Sabtu, mahasiswa akan melintasi perbatasan San Ysidro dan berjalan menuju Padre Chava Soup Kitchen yang ramai, tempat klinik beroperasi di lantai atas.
Di sana, mereka tidak hanya belajar dari dokter klinik, Jose Luis Burgos, tentang determinan sosial kesehatan, penyakit ginjal, TBC, dan HIV, tetapi juga melihat langsung dampak dari masalah-masalah ini di kehidupan nyata. Bahkan setelah lulus, Dian tetap terlibat dan kini sedang melakukan penelitian tentang hambatan akses ke perawatan ortopedi di Tijuana. Cedera lututnya sendiri enam tahun lalu menjadi inspirasi kuat baginya untuk membantu orang lain mendapatkan perawatan yang layak. Pengalaman di HFiT ini telah memperkaya pengetahuannya dan membukakan jalan untuk mencapai tujuan karir masa depannya.
Klinik Kesehatan Gratis: Harapan Lintas Batas
Tidak kalah menginspirasi adalah Shawn Wong, mahasiswa kinesiologi, dan Daniela Cázares, mahasiswa kesehatan masyarakat, keduanya dari San Diego State. Mereka adalah bagian dari Flying Samaritans, yang setiap bulan membawa sekitar 60 mahasiswa ke La Morita, Tijuana, untuk mengoperasikan klinik kesehatan gratis.
Klinik ini menawarkan berbagai layanan penting:
- Pendaftaran pasien
- Tes laboratorium dan pemeriksaan darah
- Pemeriksaan fisik oleh dokter berlisensi
- Layanan gigi dan optometri
- Stasiun kesehatan masyarakat dengan donasi makanan, pakaian, dan presentasi topik kesehatan bulanan
Meskipun menghadapi tantangan seperti peraturan perbatasan yang semakin ketat dan waktu tunggu yang lebih lama, mereka meyakini bahwa upaya ini sangat berharga. Dengan menerapkan teknologi baru untuk rekam medis elektronik, Daniela berharap dapat meningkatkan jangkauan dan keberlanjutan layanan. Bagi Shawn dan Daniela, memberikan pelayanan kesehatan kepada komunitas yang membutuhkan adalah pengalaman yang sangat memuaskan dan membentuk hubungan binasional yang kuat.
Melangkah Jauh ke Zambia Bersama Peace Corps
Kisah terakhir membawa kita jauh melintasi samudra, bersama Samuel King, mahasiswa geografi dari Long Beach State. Terinspirasi oleh stiker Peace Corps di meja masa kecilnya, ia bergabung dengan program ini pada tahun 2022 dan mengabdi selama dua tahun di Provinsi Timur Zambia, Afrika. Fokusnya adalah reboisasi, mengelola pembibitan pohon lokal, mengajar di sekolah tentang geografi dan iklim, serta melatih warga dalam penulisan hibah untuk sumber daya pertanian.
Samuel hidup bersama keluarga angkat di desa mereka, membantu pekerjaan pertanian, dan bahkan mendapatkan nama Zambia, Samuel Banda. Ia berbaur sepenuhnya dengan komunitas, hingga mahir berbahasa Nyanja, salah satu bahasa lokal. Ia bahkan mengorganisir konser edukasi yang juga berfungsi sebagai klinik tes HIV gratis. Kini, Samuel sedang mengejar gelar master dan kembali ke Zambia untuk meneliti dampak pemotongan dana USAID, berharap dapat menulis tesis yang berarti untuk kedua negara.
Mengapa Pengabdian Lintas Batas Ini Penting?
Melalui pengalaman-pengalaman ini, para mahasiswa tidak hanya memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan, tetapi juga mengalami pertumbuhan pribadi dan akademik yang luar biasa. Mereka mengembangkan empati, kemampuan adaptasi, dan pemahaman mendalam tentang isu-isu global. Pengabdian lintas batas seperti ini bukan hanya tentang membantu orang lain, tetapi juga tentang membentuk pemimpin masa depan yang lebih berwawasan dan peduli. Ini adalah bukti nyata bahwa batas negara tak mampu membendung semangat kebaikan dan persatuan kemanusiaan.