Strategi Highlands Selamatkan Sekolah Charter dari Ancaman Penutupan
Halo para pembaca setia dunia pendidikan! Pernah dengar kasus sebuah sekolah yang nyaris ditutup karena berbagai masalah? Nah, mari kita bahas kisah dari Sekolah Charter Komunitas dan Teknik Highlands. Belakangan ini, mereka menghadapi tantangan serius yang bisa berujung pada penutupan. Ceritanya bermula ketika pihak otoritas, dalam hal ini Distrik Sekolah Terpadu Twin Rivers, mengadakan sebuah rapat penting untuk membahas kelanjutan operasional sekolah ini.
Sejak berdiri di tahun 2014, sekolah charter ini memang punya misi mulia: membantu para siswa dewasa mendapatkan ijazah, meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, atau belajar keterampilan baru. Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Sebuah audit dari negara menemukan fakta mengejutkan, bahwa sekolah ini diduga telah menerima dana K-12 sebesar lebih dari 180 juta dolar yang seharusnya tidak mereka terima. Wow, angka yang fantastis, bukan?
Tidak hanya soal dana, audit juga menyoroti beberapa pelanggaran lain. Misalnya, mereka dituduh mempekerjakan guru tanpa kualifikasi yang sesuai, mengizinkan siswa hadir di sekolah dengan jam belajar yang kurang dari standar, dan bahkan menghamburkan uang pembayar pajak untuk hal-hal yang tidak relevan, seperti hadiah, perjalanan, sampai sewa properti mahal di San Diego yang disebut seperti penthouse. Pastinya, ini membuat kepercayaan publik terhadap institusi pendidikan menjadi goyah.
Melihat situasi genting ini, para pimpinan baru di Sekolah Charter Highlands tidak tinggal diam. Mereka langsung bergerak cepat, menyusun rencana perubahan mendalam pada piagam sekolah dan bertekad untuk melangkah maju. Jonathan Raymond, Direktur Eksekutif baru, dengan tegas menyatakan bahwa keputusan buruk di masa lalu adalah ulah pimpinan sebelumnya dan mereka berkomitmen penuh untuk mengembalikan integritas serta kepercayaan masyarakat. Langkah perbaikan ini meliputi audit independen, pemantauan jam belajar, persetujuan lokasi, dan kualifikasi guru yang kini sudah lebih ketat.
Bahkan, mereka juga mengajukan revisi piagam sekolah. Misalnya, kedua sekolah di bawah naungan Highlands, yaitu Highlands Community Charter School dan California Innovative Career Academy, akan menambahkan kelas 11. Hal ini penting karena sebelumnya, sekolah sempat dikritik karena tidak menyertakan kelas 11, yang biasanya menjadi tahun di mana siswa mengikuti tes standar. Selain itu, mereka akan mengurangi jumlah lokasi sekolah menjadi 14 dan menawarkan tujuh program kejuruan teknis, seperti literasi digital, keuangan pribadi, real estat, sertifikasi Microsoft Office Specialist, seni kuliner, layanan medis, dan pendidikan anak usia dini. Tujuannya jelas, agar kegiatan belajar mengajar makin relevan dan sesuai standar.
Para pimpinan baru sangat optimis. Mereka telah melakukan berbagai perubahan signifikan sejak Juni lalu, mulai dari mengganti anggota dewan sekolah, auditor, hingga mengembangkan kebijakan dan prosedur baru. Bekerja sama dengan University of Massachusetts Global, mereka juga memastikan kualifikasi guru terpenuhi. Harapannya, Distrik Sekolah Terpadu Twin Rivers akan melihat keseriusan ini dan memutuskan untuk tetap membuka sekolah pada bulan Januari mendatang. Intinya, semua ini demi para siswa dan komunitas yang telah mempercayakan masa depan pendidikan mereka di Highlands.