Tingkat Kelulusan CSU: Investasi Rp45 T & Hasil 10 Tahun
Halo teman-teman pembaca! Pernah dengar soal tantangan kelulusan mahasiswa di universitas-universitas besar? Nah, di California State University (CSU) dulu ada masalah serupa. Bayangkan, pada tahun 2011, kurang dari 10% mahasiswa baru di beberapa kampus seperti Sacramento State dan Cal State LA bisa lulus dalam empat tahun. Angka ini tentu bikin cemas, kan?
Melihat kondisi ini, para pemimpin CSU di tahun 2015 tidak tinggal diam. Mereka meluncurkan sebuah inisiatif besar, didukung dana fantastis hampir Rp45 triliun (setara $3 miliar lebih) untuk mencari solusi agar mahasiswa bisa lulus lebih cepat dan efektif. Banyak strategi dicoba, mulai dari mendesain ulang mata kuliah yang sering bikin mahasiswa 'nyangkut', sampai menghilangkan kelas remedial yang tidak memberi kredit.
Setelah sepuluh tahun berjalan, hasilnya bervariasi, lho. Rata-rata tingkat kelulusan empat tahun untuk mahasiswa baru dan dua tahun untuk mahasiswa transfer memang meningkat di banyak kampus. Ini kabar baiknya! Tapi, ada juga sisi lain yang perlu dicermati. Ternyata, tidak semua kampus berhasil mencapai target yang ditetapkan. Bahkan, beberapa mengalami penurunan atau kesenjangan yang makin lebar, terutama dalam hal kesetaraan ras dan pendapatan mahasiswa.
Beberapa kampus menunjukkan peningkatan signifikan, seperti San Jose State yang berhasil meningkatkan tingkat kelulusan enam tahun untuk mahasiswa baru dari 57% menjadi 68%. Cal State Monterey Bay juga menjadi bintang dengan hampir menggandakan tingkat kelulusan dua tahun untuk mahasiswa transfer. Namun, ada pula kampus seperti Sonoma State dan Chico State yang justru mengalami penurunan tingkat kelulusan enam tahun di tengah berbagai kendala, termasuk bencana alam dan pandemi COVID-19 yang sangat mengganggu proses belajar mengajar.
Berbagai strategi telah diterapkan untuk mendongkrak angka kelulusan. Mulai dari mengurangi beban unit SKS, mendesain ulang mata kuliah dengan tingkat kegagalan tinggi, memastikan tunggakan kecil tidak menghalangi registrasi, hingga menghapus mata kuliah remedial tanpa kredit. Beberapa kampus juga fokus pada bimbingan mahasiswa dan program musim panas gratis. Meski demikian, sulit untuk mengisolasi strategi mana yang paling ampuh karena banyak eksperimen dilakukan secara bersamaan.
Isu kesetaraan juga menjadi perhatian utama. Inisiatif ini menargetkan agar mahasiswa penerima Pell Grant (bantuan finansial untuk keluarga berpenghasilan rendah) dan kelompok mahasiswa 'historically underserved' (seperti mahasiswa Amerika Indian/Alaska Native, kulit hitam, dan Latin) memiliki tingkat kelulusan yang setara dengan kelompok lain. Cal State Dominguez Hills dan Cal State San Bernardino menunjukkan kemajuan luar biasa dalam menyamakan tingkat kelulusan mahasiswa Pell Grant. Sayangnya, di banyak kampus lain, kesenjangan ini masih ada atau bahkan melebar. Ini menunjukkan bahwa perjalanan menuju kesetaraan di dunia pendidikan masih panjang.
Secara keseluruhan, upaya CSU selama satu dekade terakhir menunjukkan komitmen besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Meski hasilnya bervariasi dan masih banyak pekerjaan rumah, terutama dalam menutup kesenjangan, progres yang ada patut diapresiasi. Ini adalah bukti bahwa dengan investasi dan strategi yang tepat, tantangan kelulusan mahasiswa bisa diatasi, meski dengan perjuangan yang tidak mudah.
